Kamis, 09 September 2021

BAB 2 ANALISA PELUANG USAHA PERANGKAT KERAS

ANALISA PELUANG USAHA  PERANGKAT KERAS

APERSEPSI


Dewasa ini, teknologi yang berkaitan dengan komputer merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh manusia. Teknologi berbasis komputer telah masuk ke tiap-tiap lini kegiatan umat manusia, mulai dari hal yang berhubungan dengan pekerjaan sampai hal yang bersifat rekreasi. Sebagai seorang wirausahawan, harus jeli melihat peluang usaha dalam bidang perangkat keras berbasis komputer. Semua itu tentunya dibutuhkan sikap disiplin dan mau berinovasi demi terwujudnya usaha perangkat keras berbasis komputer yang stabil dan berkelanjutan. Dalam bab ini marilah kita pelajari bersama peluang usaha dalam bisnis komputer khususnya yang berhubungan dengan perangkat keras.


MENGAMATI

Amatilah usaha-usaha reparasi komputer yang ada disekitarmu. Setelah itu, analisalah mengapa usaha-usaha reparasi tersebut bisa menjamur di tengah masyarakat. Tulislah analisamu di dalam secarik kertas folio. Setelah itu, kumpulkan kepada gurumu!


 A.      PELUANG USAHA BISNIS PERANGKAT KERAS BERBASIS KOMPUTER

Peluang dan perencanaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Ketika suatu peluang muncul, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan perencanaan. Mengapa demikian? Sebab perencanaan adalah hal yang paling mendasar dalam membangun sebuah bisnis. Namun membuat suatu perencanaan bukanlah hal yang mudah. Sebagai bukti, kita bisa melihat banyak sekali perusahaan yang mengalami kegagalan karena kesalahan dalam membuka peluang dan juga kesalahan dalam pembuatan perencanaan yang tidak mengarah pada tujuan.

Setiap peluang tentu saja memiliki risikonya tersendiri. Kedua ha tersebut bagaikan 2 sisi dalam mata uang. Tentu saja hal yang bisa kita lakukan adalah meminimalisir risiko untuk memaksimalkan peluang.

1.         Ciri-Ciri Peluang Usaha yang Baik

Setiap hal dapat dimaknai sebagai peluang usaha. Namun, tidak semua peluang usaha baik bagi kita. Lalu, bagaimanakah cara membedakan antara peluang usaha yang baik dengan yang tidak baik? Berikut penjelasannya:

a.         Peluang itu Orisinil dan Tidak Meniru

Yang dimaksud dengan orisinil adalah peluang tersebut memang berasal dari pemikiran dan perhitungan kita sendiri, bukan hasil nekat akibat meniru peluang usaha orang lain. Contoh : Kita ingin mendirikan usaha drone hanya karena kita ingin mengikuti tren drone yang memang saat ini sedang mewabah. Kita tidak mempunyai pengetahuan cara membuat drone, komponen komponen apa yang dibutuhkan dalam pembuatan drone, atau target pasar dalam drone.

b.        Peluang itu harus dapat mengantisipasi perubahan, persaingan, dan kebutuhan pasar di masa yang akan dating.

Setiap peluang harus memiliki ketahanan akan perubahan zaman dan tidak tepaku pada satu tren semata. Contoh : Pada saat ini, tren yang sedang berlangsung adalah tren membuat mesin WiFi yang bisa dibawa kemana-mana. Jika tidak dapat menambahkan fitur menarik pada mesin WiFi portable milik kita, maka mesin WiFi portable milik kita akan tergerus oleh zaman.

c.         Benar-benar Sesuai dengan Keinginan Agar Peluang Bisa Bertahan Lama

Usaha yang sesuai dengan keinginan kita akan kita lakukan dengan senang hati. Lain halnya dengan usaha yang tidak sesuai dengan keinginan kita, selain adanya celah dalam pengetahuan, usaha yang tidak kita inginkan akan dikerjakan secara setengah hati.

d.        Tingkat Visibilitas (Kelayakan Usaha) Benar-Benar Teruji untuk Dilakukan Riset dan Trial.

Bersifat ide kreatif dan inovatif bukan tiruan dari orang lain, sesuai dengan kebutuhan pasar dan sudah teruji aspek ketahanannya. Untuk itu, pengetahuan menganai usaha yang akan kita geluti harus senantiasa kita asah. Kita harus mengetahui secara mendalam persyaratan, risiko dan pangsa pasar usaha yang akan kita tekuni.

e.         Ada Keyakinan untuk Mewujudkannya

Setiap usaha harus dilandasi dengan keyakinan, karena masa depan akan selalu berubah-ubah. Sebagai contoh, mungkin saat ini wajan bolik merupakan solusi yang tepat bagi kita yang ingin meguatkan sinyal internet. Namun, seiring waktu, kita tahu apa yang akan terjadi dengan wajan bolik, apakah masih dipergunakan atau tidak. Namun, kita harus yakin pada pilihan usaha kita. Tanpa adanya keyakinan, usaha yang kita bangun tidak akan pernah terlaksana.

f.         Ada Rasa Senang dalam Menjalankan

Semua usaha akan sia-sia apabila kita hanya setengah hati dalam melakukannya. Dengan melakukan dengan rasa senang, kita akan selalu bersemangat dalam mengembangkan usaha kita.


2.         Risiko Usaha

Risiko usaha merupakan informasi, kejadian, kerugian atau pekerjaan yang terjadi sebagai akibat dari keputusan yang diambil dalam kehidupan sehari-hari. Risiko dapat bersifat pasti maupun tidak pasti. Kunci untuk mengetahui seberapa besar risiko yang akan kita hadapi adalah seberapa sempurna kita mendapatkan informasi. Semakin sempurna dalam kita mendapatkan informasi, maka semakin akurat pula kita mengetahui seberapa besar risikonya.

Risiko dan peluang usaha selalu berjalan beriringan. Layaknya jeli melihat peluang usaha, berani mengambil risiko adalah hal yang prinsip dan wajar dalam merealisasikan potensi sendiri sebagai wirausaha. Para wirausaha pada umumnya menyukai pengambilan risiko usaha karena ingin berhasil di dalam mengelola usaha atau bisnisnya. Pengambilan risiko dalam hidup melibatkan suatu kendala akan peristiwa-peristiwa yang terjadi, perhatian akan masa depan dan keinginan hidup di masa sekarang.

Secara umum, risiko usaha memiliki dua karakteristik, yakni:

a.         Risiko adalah suatu ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.

b.        Risiko adalah ketidakpastian yang apabila terjadi akan menimbulkan.

Risiko dibagi menjadi 6 jenis, yaitu :

a.        Risiko teknis ( kerugian )

Risiko ini terjadi akibat kurang mempunyai manajer atau wirausaha dalam   mengambil keputusan risiko yang dapat sering terjadi berhubungan dengan :

1)        Biaya produksi yang tinggi (inefisien)

2)        Risiko karena adanya pemogokan karyawannya, akibat kesejahteraan kurang diperhatikan.

3)        Pemakaian sumber daya yang tidak seimbang (tenaga kerja banyak).

4)        Terjadi kebakaran akibat keteledoran dan kurang kecermatan.

5)        Terjadi pencurian atau penipuan karena pengawasan yang kurang baik.

6)        Terus menerus mengalami kerugian karena biaya yang terus membengkak serta harga jual tidak berubah.

7)        Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga produktivitas kerja menurun.

8)        Perencanaan dan desain yang salah, sehingga sulit dioperasionalkan, serta hal-hal yang berhubungan dengan ketatalaksanaan perusahaan.

9)        Risiko karena tidak dipercaya oleh perbankan akibat terjadi kredit macet di dalam perusahaan

Risiko macam demikian dapat diatasi dengan melakukan hal-hal berikut :

1)        Manajer atau wirausaha menambah pengetahuan tentang :

a)         Keterampilan teknis (technological skill), terutama yang berkaitan dengan proses produksi yang dihasilkan. Diupayakan memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi (efisien).

b)        Kemampuan mengorganisasi (organizational skill), yaitu kemampuan meramu yang tepat dari faktor produksi dalam usaha, mencakup sumber daya modal.

c)         Kemampuan memimpin (managerial skill), yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi. Untuk ini, setiap pemimpin dituntut membuat konsep kerja yang baik (conceptual skill).

2)    Membuat strategi yang terarah untuk masa depan.

Strategi yang dimaksud meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya manusia, strategi operasional, strategi pemasaran dan strategi penelitian dan pengembangan.

Tujuan dari strategi ini adalah:

a)         Untuk tetap memperoleh keuntungan.

b)        Hari depan yang lebih baik dari sekarang ( usaha berkembang ).

c)         Agar tetap bertahan ( survive ).

3)    Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi.

Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi memiliki konsekuensi setiap saat harus membayar premi asuransi yang merupakan pengeluaran tetap. Contoh : Asuransi kebakaran dan asuransi tenaga kerja.

MENANYAKAN

Buatlah daftar daftar pertanyaan mengenai risiko yang harus dihadapi oleh pelaku usaha di bidang reparasi komputer. Suruh teman sebangkumu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut!


b.    Risiko Pasar

Risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku dipasar. Produk telah menjadi kuno (absolensence) akibat penerimaan (revenue) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Hal ini akan menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya sampai diterminal alias gulung tikar.

Risiko pasar yang lain adalah persaingan. Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan, selalu diamati oleh perusahaan lain, oleh karena itu para pebisnis tidak boleh lengah terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berkembang agar tidak berakibat yang fatal karena pesaing.

Hal yang merupakan risiko bagi para pebisnis yang mengakibatkan barang tidak laku  dijual antara lain :

1)        Adanya perkembangan teknologi.

2)        Adanya tindakan atau peraturan baru yang berwajib.

3)        Adanya inter sehingga terjadi pencurian, kecelakaan dan kebakaran.

Berikut adalah upaya yang dapat ditempuh untuk mengantisipasi risiko ini adalah sebagai berikut.

1)        Mengadakan inovasi (product innovation), yaitu membuuat desain baru dari produk yang disenangi calon pembeli.

2)        Mengadakan penelitian pasar (market research) dan memperoleh informasi pasar secara berkesinambungan. Biasanya cara ini memerlukan dan yang besar dan hanya layak untuk perusahaan besar.


c.    Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko yang ditanggung oleh kreditur akibat debitur tidak membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disetujui. Sering terjadi produsen menaruh produknya lebih dulu yang dibayar kemudian, atau debitur meminjam uang untuk sebuah usaha tetapi usahanya gagal. Akibatnya, timbullah kredit macet. Bagaimana cara seorang wirausaha dalam mengantisipasi risiko? Upaya mengantisipasi risiko kredit dapat ditempuh melalui :

1)        Jangan memberikan kredit kepada sembarangan orang, tetapi berikan kredit kepada orang yang tepat (bonafit) atau memenuhi syarat sebagai berikut.

a)         Dapat dipercaya, yaitu watak dan reputasinya telah diketahui.

b)        Kemampuan untuk membayar, hal ini dapat dilihat dari kemampuan /hasil yang diperoleh dari usahanya.

c)         Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha (capital) sehingga merupakan net personal asset.

d)        Keadaan usahanya selama ini, apakah menunjukan tren naik mendasar atau menurun.

2)        Jangan memberikan pinjaman terlalu besar dan mengevaluasi kredibilitas debitor

3)        Memperhatikan pengelolaan dana debitor jika yang bersangkutan memiliki perusahaan. Yang perlu diperhatikan adalah lembaran neraca, laporan laba rugi tahunan dan aliran dana setiap tahun.


d.    Risiko di Luar Kemampuan Manusia(Force Majoe)

Risiko ini terjadi, tsunami, kebanjiran. Karena kemungkinan terjadinya sangat kecil, risiko ini di luar kuasa manusia seperti : bencana alam, gempa bumi, tanah longsor dianggap tidak ada. Untuk mengalihkan risiko ini dapat memanfaatkan jasa asuransi.


e.         Risiko Riil

Risiko riil adalah risiko yang terlibat, bisa dihitung, bisa diantisipasi dan bisa dihindari. Berikut adalah hal-hal yang termasuk kedalam risiko riil:

1)        Kehilangan modal.

2)        Kehilangan kesempatan.

3)        Kehilangan mata pencaharian.

4)        Kehilangan kendali atas kekuasaan yang selama ini dimilikinya (dicision making) karena ada pengalihan gaya bisnis keluarga menjadi gaya bisnis professional.


 f.    Resiko Psikologis

Resiko psikologis adalah resiko yang tidak terlihat, tidak terhitung, bisa diantisipasi tapi belum tentu bisa dihindarkan. Berikut adalah hal hal yang termasuk ke dalam resiko psikologis :

1)        Kehilangan reputasi (hilang muka, nama besar, citra) dan resiko menanggung malu.

2)        Kehilangan kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain sehingga akan menumbuhkan sikap paranoid.

3)        Kehilangan perasaan (potent) atau mampu menyebabkan  hilangnya rasa pede.

4)        Kehilangan jati diri

5)        Kehilangan motivasi.


0 komentar:

Posting Komentar