3. Metode dan Jenis - Jenis Perangkat Dalam Instalasi Sistem Operasi Jaringan
A.
Metode Instalasi Sistem Operasi Jaringan
Sistem
operasi akan diinstall pada media penyimpanan yaitu hardisk. Pada saat
melakukan installasi biasanya dikenal dengan istilah partisi. Partisi itu
sendiri adalah pembagian ruang pada hardisk pada saat kita melakukan instalasi
sistem operasi. Ada beberapa metode yang bisa dilakukan untuk melakukan
instalasi sistem operasi jaringan. Metode yang digunakan menyesuaikan dengan
kondisi perangkat keras dan kondisi perangkat lunak pada komputer server
tersebut. Selain itu kebutuhan user juga akan berpengarus pada metode instalasi
yang akan digunakan.
Metode
Instalasi sistem operasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk memasukan
(menginstall) sistem operasi pada komputer
B.
Spesifikasi perangkat keras(Hardware)
·
CPU
CPU
atau prosesor merupakan inti dari sebuah mesin komputer. Ada banyak pengembang
prosesor dengan spesifikasi yang berbeda.
·
Motherboard
Motherboard
merupakan tempat utama meletakkan peripheral komputer seperti prosesor, RAM,
keyboard, mouse, kartu grafis, kartu suara dan kartu jaringan. Motherboard
sebuah komputer mempunyai jenis dan tipe yang sangat banyak tergantung
teknologi prosesor yang dipakai yang ditunjukkan dengan chipset yang digunakan
seperti i810, i815, i845, i850, i865, i915, i925 untuk chipset Intel, KT400,
KT600, Nforce, Nforce II, Nforce III, Sys 650,Sys 645 dan lain sebagainya.
·
(Random Acces Memory)
RAM
merupakan memori penyimpan sementara untuk menjalankan sistem operasi dan
program aplikasi. RAM mempunyai beberapa teknologi antara lain EDO RAM, SDRAM
66, SDRAM 100, SDRAM 133, DDRAM dan RAMBUS dengan kapasitas mulai dari 4 MB, 16
MB, 32 MB, 64 MB, 128 MB, 256 MB, 512 MB dan lain sebagainya.
·
Hard disk
Hard
disk memegang peranan yang sangat penting berhubungan dengan instalasi sistem
operasi. Hard disk merupakan komponen untuk menyimpan data-data secara permanen
file-file sistem. Untuk dapat melakukan instalasi sistem operasi diperlukan
syarat kapasitas hard disk yang cukup dan juga terkadang diperlukan partisi
hard disk. Beberapa ukuran hard disk yang ada adalah sbb : 1 GB, 2,1 GB, 4,2GB,
6,4 GB, 10, GB, 20 GB, 40 GB, 60 GB, 80 GB, 120 GB, 200 GB dan lain sebagainya.
Hard
disk mempunyai beberapa tipe yaitu IDE, ATA, SATA dan SCSI. Biasanya untuk
keperluan server digunakan hard disk jenis SCSI, walaupun bisa juga menggunakan
jenis lainnya.
Sistem operasi jaringan
yang akan diinstal ke komputer server harus disesuaikan dengan spesifikasi
hardware yang meliputi :
a) Mainboard
b) Jenis dan Kecepatan
Prosesor
c) Kapasitas RAM
d) Kapasitas hard disk
e) Kartu grafis (VGA)
f) Resolusi Monitor.
C.
Perangkat Keras Jaringan Komputer
1. Komputer server
Spesifikasi Komputer
Server
Komputer
server menjadi hardware jaringan paling penting dalam internet. Tugas server
menjadi pusat semua jaringan komputer dan pada server inilah semua data penting
tersimpan. Saat terjadi request dari client, server akan mengirimkannya dengan
melewati beberapa hardware dan software jaringan.
Secara
umum komputer server memiliki fungsi sebagai penyimpanan dari semua basis data
informasi. Data yang ada di server akan dikirim sesuai dengan request dari
client. Semakin baik spesifikasi komputer server maka semakin besar kapasitas
penyimpanannya dan juga semakin cepat prosesnya.
Makanya
server menjadi salah satu hal yang paling berpengaruh pada performa jaringan
internet. Spesifikasi komputer server juga harus khusus, tidak bisa komputer
biasa dipaksakan menjadi server.
Komputer
server harus bisa bekerja selama 24 jam penuh, jadi hardware yang digunakan pun
juga harus khusus. Mulai dari processor, hardisk, RAM, motherboard, power
supply dan semua perangkat server lainnya. Dengan begitu server bisa melayani
klien dengan maksimal tanpa terjadi server down.
2. Komputer client
Client
artinya adalah komputer pengguna. Seperti yang sudah dijelaskan di atas klien
adalah orang-orang yang mengakses data-data yang ada pada server melalui
jaringan internet. Jumlah klien ini biasanya terdiri dari beberapa komputer
yang terhubung melalui jaringan internet sama dengan server.
Jika
komputer client tidak terhubung dengan server, maka client tidak akan bisa
mengakses data-data komputer server. Komputer client hanya menjadi komputer
biasa saja tanpa akses jaringan internet.
Untuk
terhubung pada jaringan internet, komputer client harus terhubung dengan
jaringan kabel LAN atau bisa juga dengan jaringan WiFi.
3. Kabel
Ketika
membicarakan jaringan, pasti tidak akan lepas dengan kabel jaringan. Sebelum
ada teknologi WiFi dulunya semua internet tersambung dengan kabel jaringan.
Kebanyakan kabel yang digunakan jenisnya UTP (Unshielded Twisted Pair), kabel
coaxial dan Fiber Optic.
Dalam
pemilihan kabel untuk mendukung koneksi yang cepat disarankan menggunakan jenis
kabel fiber optic yang bisa mengirimkan data hingga 1 Gbps, tetapi biayanya
paling mahal dan instalasinya sulit. Untuk membangun jaringan skala lokal,
penggunaan kabel UTP lebih dipilih karena biaya yang lebih murah dan mudah
dalam hal maintenance.
4. Konektor
Konektor
merupakan perangkat keras jaringan yang fungsinya dipasang pada bagian ujung
kabel untuk menghubungkan pada adapter kabel. Ada banyak jenis konektor yang
digunakan dalam perangkat jaringan saat ini, diantaranya seperti berikut ini:
Konektor
RJ-45 digunakan untuk kabel UTP dan saat ini paling banyak digunakan untuk
perangkat jaringan internet. Konektor BNC/T digunakan untuk kabel tipe coaxial.
Konektor ST digunakan untuk keperluan kabel fiber optic, ini menjadi konektor
dengan harga paling mahal dibandingkan dengan yang lainnya. Untuk mengecek
apakah sudah benar atau belum saat memasang konektor Anda bisa menggunakan
konektor tester.
5. Switch
Switch
adalah perangkat keras jaringan yang berfungsi untuk memecah jaringan dari satu
server menjadi beberapa client dalam jaringan local. Biasanya port yang
tersedia pada switch kelipatan 4,8,16,32 dan seterusnya.
Semakin
banyak berarti semakin mahal pula harga switch. Perlu diketahui pula bahwa switch
memiliki perbedaan dengan hub, walaupun bentuknya sama tetapi fungsinya
berbeda. Fungsi utama switch yang membedakan dari hub adalah kemampuannya yang
lebih pintar dalam membatasi dan mengatur besarnya paket data yang
ditransmisikan pada setiap client yang terhubung. Jadi bisa diatur kecepatan
internet setiap pengguna.
Fungsi lain dari switch
seperti:
Ø Menerima
sinyal dan data dari komputer serta server
Ø Mentransmisikan
data dari server menuju client dan juga sebaliknya.
Ø Memperkuat
sinyal yang ditransmisikan melalui server kepada client sehingga kecepatannya
masih sama.
Ø Bisa
mengatur dan membatasi paket data yang ditransmisikan kepada setiap user.
Ø Bisa
jadi repeater jaringan
Ø Menjadi
central connection point jaringan
Ø Sebagai
splitter dalam jaringan
6. Hub
Hub
adalah hardware jaringan yang memiliki fungsi untuk membagi jaringan dalam satu
server. Biasanya hub banyak digunakan pada jaringan LAN.Bedanya dengan switch
adalah pada kemampuan mengatur clientnya, hub hanya bisa membagi jaringan tanpa
bisa mengatur dan membatasi paket data yang terkirim, jadi pembagiannya tidak
bisa adil antara satu client dengan lainnya. Perbedaan lainnya dengan switch adalah harga hub ini jauh lebih
murah. Selain itu kelemahan dari hub adalah jika mengalami kerusakan maka semua
client akan mengalami disconnect. Selain itu hub tidak memiliki fitur sepintar
teknologi yang ada pada switch.
7.
Bridge
Sesuai
namanya. Bridge memiliki fungsi sebagai jembatan jaringan. Maksudnya bridge ini
bisa menggabungkan jaringan local kedalam jaringan local lain yang lebih besar.
Fungsi lainnya bridge bisa digunakan untuk memecah jaringan local menjadi
beberapa jaringan local kecil lainnya. Fungsi utama dari bridge adalah
digunakan sebagai penghubung antar jaringan yang menggunakan topologi jaringan
yang berbeda. Bridge ini sangat berfungsi ketika Anda berada dalam
instansi/perkantoran besar yang terdiri dari beberapa gedung dan kantor yang
letaknya berjauhan. Seluruh gedung dan kantor dapat terhubung semua menjadi
satu dengan bantuan perangkat bridge.
8. Access Point
Access
point memiliki fungsi untuk mentransmisikan sinyal wireless yang diterima dari
router atau kabel jaringan sehingga sinyal yang diterima oleh client bisa lebih
baik. Access point ini cocok digunakan untuk area-area yang memiliki sinyal
yang kurang baik. Untuk pengaplikasiannya ini lebih mudah dan settingnya tidak
terlalu sulit jika dibandingkan dengan router. Secara mudahnya access point ini
seperti hub tetapi menggunakan jaringan WiFi. Dalam hal keamanan access point
bisa ditambahkan password untuk setiap user yang ingin connect pada jaringan.
Link Absen Kelas: https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSf6AE__b9YeAXxzydDFUon0f7p_kOOqt4PFz2eXZ33wcnpLXQ/viewform?usp=sf_link
0 komentar:
Posting Komentar