3. Irama (rhythm)
Irama
adalah pola tata letak (layout) yang dibuat dengan melakukan pengulangan
unsur-unsur tata letak secara teratur agar menciptakan kesan yang menarik.
Irama
menyebabkan kita dapat merasakan adanya pergerakan, getaran, atau perpindahan
dari unsur satu ke unsur lain. Irama visual tersebut dapat berupa repetisi
maupun variasi. Repetisi adalah irama yang dibuat dengan pengulangan unsur
visual yang teratur, tenang, dan tetap/ konsisten. Sedangkan variasi adalah
pengulangan unsur visual yang disertai perubahan bentuk, ukuran, dan warna.
Irama diciptakan dengan tujuan tertentu, misalnya untuk membuat kesan teratur
dapat diciptakan dengan repetisi. Sedangkan variasi untuk menciptakan kesan
dinamis dan atraktif. Perhatikan contoh gambar di bawah ini!
Gambar
3.8 contoh repetisi
Dengan
adanya irama/pengulangan dapat mengajak mata pemirsa untuk mengikuti arah
gerakan yang terjadi pada sebuah karya visual, contohnya seperti gambar
berikut.
Langkah-langkah menata
tata letak untuk menciptakan irama adalah sebagai berikut.
a. Gandakan objek dengan bentuk dan ukuran yang
sama untuk menciptakan sebuah ritme biasa.
b. Gandakan
objek dengan variasi ukuran semakin besar atau dengan variasi bentuk yang
berbeda untuk menciptakan ritme yang dinamis.
c. Menggandakan
objek dengan bentuk yang sama untuk menciptakan objek baru.
d.
Untuk media yang terdiri dari beberapa
halaman, masukkan unsur dan posisi yang sama pada setiap halaman, misalnya
buku/newsletter.
e.
Untuk yang terbit beberapa edisi, perlu
ada penempatan unsur-unsur yang sama dan posisi yang sama pada setiap edisi,
misalnya majalah. Perhatikan contoh irama berikut!
Gambar 3.10 Contoh irama yang terbentuk secara
alamiah
4.
Kontras (contrast)
Dalam
menyampaikan informasi perlu disusun berdasarkan prioritas, sehingga akan
muncul informasi mana yang paling penting dan perlu ditonjolkan. Sehingga
informasi tersebut akan dieksekusi melalui elemen visual yang kuat dan
mencolok. Hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip kontras, yaitu
adanya perbedaan yang mencolok pada beberapa unsur tata letak. Kontras dapat
Anda lakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan menggunakan warna yang
berbeda sehingga lebih mencolok, ukuran foto/ilustrasi dibuat besar di antara
yang kecil, menggunakan pemilihan font yang berbeda tipe font maupun ukurannya,
mengganti irama, serta arah juga dapat Anda lakukan. Tujuan utama dalam
penerapan prinsip kontras adalah untuk memberikan penekanan (emphasis), yaitu
untuk mengarahkan pandangan pembaca pada sesuatu yang ditonjolkan (focai
point/stopping power center of interest). Semua istilah tersebut memiliki arti
yang sama, yaitu pusat perhatian untuk merebut perhatian dan menghentikan
pembaca dari aktivitasnya.
Gambar 3.11 Kontras dapat memperkuat kesan yang
ditimbulkan pada unsur ilustrasi
Harapan
setiap desainer adalah selalu menginginkan setiap orang menoleh ke desainnya,
sehingga tanpa adanya stopping power yang kuat, karya desain grafis hanya akan
dilewatkan orang begitu saja. Akan tetapi dalam menciptakan kontras jangan
terlalu berlebihan, ditampilkan secukupnya saja karena apabila terlalu
berlebihan justru akan menimbulkan kerumitan, ketidakteraturan, dan kontradiksi
yang jauh dari kesan harmonis. Pemberian kontras harus tetap memerhatikan
kesederhanaan dan menonjolkan semua unsur sama dengan tidak ada yang
ditonjolkan.
Gambar 3.12 Kontras meskipun sederhana tetap
berperan sebagai stopping power
Langkah-langkah menata
tata letak untuk menciptakan kontras adalah sebagai berikut.
a. Masukkan
objek, ilustrasi, atau unsur lainnya dengan ukuran yang berbeda.
b. Letakkan
bagian yang penting dari teks (headline) pada sudut melengkung atau posisi yang
berbeda daripada teks yang lainnya di kolom lurus..
c. Gunakan
huruf tebal dan hitam untuk headline, dan jenis teks ringan untuk body text.
d. Buatlah
bidang yang besar di sebelah gambar kecil/sedikit teks.
e. Pilihlah
warna yang berlawanan antara unsur utama untuk memisahkan atau menekankan.
f. Gunakan
jenis font yang berbeda untuk headline yang membawa informasi penting dengan informasi
pendukung.
5.
Kesatuan
(unity)
Kesatuan
atau unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada keselarasan dari
unsurunsur yang disusun, desain bisa dikatakan menyatu apabila secara
keseluruhan tampak harmonis. Prinsip kesatuan juga dikenal dengan istilah
proximity yang artinya kedekatan. Prinsip ini dipakai untuk menyatukan
unsur-unsur layout, seperti tipografi, ilustrasi, warna, dan sebagainya. Dengan
adanya kesatuan itulah, unsur-unsur di dalamnya akan saling mendukung dan
melengkapi sehingga diperoleh fokus sesuai tujuan yang diinginkan. Prinsip
kesatuan memiliki peran untuk menyatukan arah.
Gambar
3.13 Kesatuan berperan untuk menyatukan arah
Sebuah
karya desain sebaiknya mempunyai point of view, artinya sebagai arah perhatian
yang mula-mula harus diberikan oleh respondennya. Arah juga dapat diartikan
sebagai alur untuk mengamati/membaca sebuah karya. Dengan demikian, kesatuan
menjadi pemahaman yang menyeluruh terhadap karya desain dalam menyampaikan
pesan kepada pembaca. Selain itu, fungsi kesatuan adalah untuk menyatukan
bentuk. Sebuah karya desain yang berisi unsur-unsur yang rumit/ abstrak secara
terpisah akan lebih sulit dicerna. Dengan adanya kesatuan setiap unsur tersebut
bisa saling menjelaskan, sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca. Prinsip kesatuan
membantu menyatukan unsur menjadi sebuah keluarga yang menghasilkan tema yang
kuat dan menciptakan kombinasi visual yang saling mengikat.
Untuk lebih jelasnya,
perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar 3.14 Kesatuan menyatukan unsur-unsur
menjadi sebuah keluarga yang saling mengikat
Langkah-langkah menata
tata letak untuk menciptakan kesatuan (unity) adalah sebagai berikut.
a. Membentuk
suatu hierarki dari jenis ukuran untuk unsur utama, subjudul, teks, dan
lain-lain sesuai dengan format
b. Mendekatkan
elemen-elemen agar berdampingan atau bersinggungan.
c. Konsisten
dengan jenis font, ukuran, dan gaya untuk judul, subjudul, keterangan, headers,
footers, dan lain-lain pada beberapa media.
d. Menggunakan
palet warna yang sesuai dengan tema (misalnya warna merah untuk tulisan red).
e. Menderetkan
foto dan teks yang sama dengan grid baris.
6.
Keselarasan (harmony)
Keselarasan
merupakan prinsip desain yang diartikan sebagai keteraturan tatanan di antara
bagian-bagian suatu karya. Keselarasan dalam desain merupakan pembentukan
unsur-unsur keseimbangan, keteraturan, kesatuan, dan perpaduan yang
masing-masing saling mengisi dan menimbang. Keselarasan (harmony) bertindak
sebagai faktor pengaman untuk mencapai keserasian seluruh rancangan penyajian.
Keserasian atau harmoni dapat dicapai dengan mengatur kesamaan arah, kesamaan
bentuk meskipun berbeda ukuran, atau dengan tekstur yang memiliki sifat sama.
Pakailah warna gelap untuk yang memiliki karakter berat dan warna terang untuk
yang berkarakter ringan. Harmoni dapat diwujudkan dengan dua cara, yaitu
sebagai berikut.
a. Harmoni
dari segi bentuk, ialah di mana adanya keserasian dalam penempatan
unsur-unsurnya. Hal itu dapat dilihat dari segi bentuk dan ukurannya pada
media, misalnya brosur, leaflet, poster, dan sebagainya. Pemilihan bentuk huruf
juga memiliki peranan yang penting sebagaimana untuk tujuan apa desain itu
dibuat.
Gambar 3.15 Harmoni dari segi bentuk
b. Harmoni dari segi
warna
Warna
memiliki pengaruh yang amat besar, karena tiap-tiap warna memiliki sifatnya
masingmasing, seperti warna merah yang memiliki arti berani, warna biru yang
memiliki kesan tenang, dan sebagainya.
Gambar 3.16 Media dengan sasaran anak-anak
diperlukan keharmonisan dalam warna
Dalam
penyusunan layout halaman, supaya ada konsistensi margin diperlukan acuan yang
teratur yang disebut grid. Grid dalam susunan halaman bisa dibuat dari yang
sederhana sampai kompleks. Hal ini tergantung pada jenis publikasi dan media
yang akan digunakan. Lembaran dapat berbentuk bidang teks dan bidang kosong di
sisi kanan-kiri halaman yang disebut margin, tetapi juga dapat merupakan
gambaran dua halaman yang terbuka sebagai bagian kesatuan yang saling
berhubungan.
a. Grid
system
Sebuah grid diciptakan
sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah
ruang. Grid system digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan
sebuah komposisi visual. Melalui grid system, seorang perancang grafis dapat
membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi
dari sebuah komposisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid
system dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang
komunikatif dan memuaskan secara estetis.
b. The
golden section (proporsi agung)
Di bidang seni grafis,
proporsi agung menjadi dasar pembuatan ukuran kertas dan prinsip tersebut dapat
digunakan untuk menyusun keseimbangan sebuah desain. Proporsi agung sudah
ditemukan sejak zaman kuno untuk menghadirkan proporsi yang sangat sempurna dan
indah. Membagi sebuah garis dengan perbandingan mendekati rasio 8:13, berarti
bahwa jika garis yang lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek,
hasilnya akan sama dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong dengan
garis yang lebih panjang tadi. Proporsi agung juga dikenal dalam istilah deret
bilangan Fibonacci, yaitu deret bilangan yang setiap bilangannya adalah hasil
jumlah dari dua bilangan sebelumnya dan dimulai dari nol. Deret bilangan ini
memiliki rasio 8:13, yaitu rasio proporsi agung. Bilangan ini sering dipakai
dalam pengukuran bangunan, arsitektur, karya seni, huruf, hingga layout sebuah
halaman karena proporsinya yang harmonis.
c. The
symetrical grid (grid simetris)
Dalam grid simetris,
halaman kanan akan berkebalikan persis seperti bayangan cermin dari halaman
kiri. Ini memberikan dua margin yang sama, baik margin luar maupun margin
dalam. Untuk menjaga proporsi, margin luar memiliki bidang yang lebih lebar.
Layout klasik yang dipelopori oleh Jan Tschichold (1902-1974) seorang
typographer dari Jerman ini didasari ukuran halaman dengan proporsi 2:3.
Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut!
Gambar 3.17 Contoh grid system dalam tata letak
halaman
Link Untuk Absen :
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSds_kM7WDZqCSpssKJ4797c1BhBvGVI6MnchH7N2PVY6AIndg/viewform
0 komentar:
Posting Komentar