Selasa, 13 Oktober 2020

Pengertian Irama, Kontras, Kesatuan Dan Keselarasan

 3. Irama (rhythm)

Irama adalah pola tata letak (layout) yang dibuat dengan melakukan pengulangan unsur-unsur tata letak secara teratur agar menciptakan kesan yang menarik.

Irama menyebabkan kita dapat merasakan adanya pergerakan, getaran, atau perpindahan dari unsur satu ke unsur lain. Irama visual tersebut dapat berupa repetisi maupun variasi. Repetisi adalah irama yang dibuat dengan pengulangan unsur visual yang teratur, tenang, dan tetap/ konsisten. Sedangkan variasi adalah pengulangan unsur visual yang disertai perubahan bentuk, ukuran, dan warna. Irama diciptakan dengan tujuan tertentu, misalnya untuk membuat kesan teratur dapat diciptakan dengan repetisi. Sedangkan variasi untuk menciptakan kesan dinamis dan atraktif. Perhatikan contoh gambar di bawah ini!


Gambar 3.8 contoh repetisi

Dengan adanya irama/pengulangan dapat mengajak mata pemirsa untuk mengikuti arah gerakan yang terjadi pada sebuah karya visual, contohnya seperti gambar berikut.

 
Gambar 3.9 Contoh variasi

Langkah-langkah menata tata letak untuk menciptakan irama adalah sebagai berikut.

a.     Gandakan objek dengan bentuk dan ukuran yang sama untuk menciptakan sebuah ritme biasa.

b.    Gandakan objek dengan variasi ukuran semakin besar atau dengan variasi bentuk yang berbeda untuk menciptakan ritme yang dinamis.

c.    Menggandakan objek dengan bentuk yang sama untuk menciptakan objek baru.

d.        Untuk media yang terdiri dari beberapa halaman, masukkan unsur dan posisi yang sama pada setiap halaman, misalnya buku/newsletter.

e.         Untuk yang terbit beberapa edisi, perlu ada penempatan unsur-unsur yang sama dan posisi yang sama pada setiap edisi, misalnya majalah. Perhatikan contoh irama berikut!

 
Gambar 3.10 Contoh irama yang terbentuk secara alamiah

4. Kontras (contrast)

Dalam menyampaikan informasi perlu disusun berdasarkan prioritas, sehingga akan muncul informasi mana yang paling penting dan perlu ditonjolkan. Sehingga informasi tersebut akan dieksekusi melalui elemen visual yang kuat dan mencolok. Hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip kontras, yaitu adanya perbedaan yang mencolok pada beberapa unsur tata letak. Kontras dapat Anda lakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan menggunakan warna yang berbeda sehingga lebih mencolok, ukuran foto/ilustrasi dibuat besar di antara yang kecil, menggunakan pemilihan font yang berbeda tipe font maupun ukurannya, mengganti irama, serta arah juga dapat Anda lakukan. Tujuan utama dalam penerapan prinsip kontras adalah untuk memberikan penekanan (emphasis), yaitu untuk mengarahkan pandangan pembaca pada sesuatu yang ditonjolkan (focai point/stopping power center of interest). Semua istilah tersebut memiliki arti yang sama, yaitu pusat perhatian untuk merebut perhatian dan menghentikan pembaca dari aktivitasnya.

 
Gambar 3.11 Kontras dapat memperkuat kesan yang ditimbulkan pada unsur ilustrasi

Harapan setiap desainer adalah selalu menginginkan setiap orang menoleh ke desainnya, sehingga tanpa adanya stopping power yang kuat, karya desain grafis hanya akan dilewatkan orang begitu saja. Akan tetapi dalam menciptakan kontras jangan terlalu berlebihan, ditampilkan secukupnya saja karena apabila terlalu berlebihan justru akan menimbulkan kerumitan, ketidakteraturan, dan kontradiksi yang jauh dari kesan harmonis. Pemberian kontras harus tetap memerhatikan kesederhanaan dan menonjolkan semua unsur sama dengan tidak ada yang ditonjolkan.

 
Gambar 3.12 Kontras meskipun sederhana tetap berperan sebagai stopping power

Langkah-langkah menata tata letak untuk menciptakan kontras adalah sebagai berikut.

a.    Masukkan objek, ilustrasi, atau unsur lainnya dengan ukuran yang berbeda.

b.    Letakkan bagian yang penting dari teks (headline) pada sudut melengkung atau posisi yang berbeda daripada teks yang lainnya di kolom lurus..

c.    Gunakan huruf tebal dan hitam untuk headline, dan jenis teks ringan untuk body text.

d.   Buatlah bidang yang besar di sebelah gambar kecil/sedikit teks.

e.    Pilihlah warna yang berlawanan antara unsur utama untuk memisahkan atau menekankan.

f.     Gunakan jenis font yang berbeda untuk headline yang membawa informasi penting dengan informasi pendukung.

 

5.    Kesatuan (unity)

Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada keselarasan dari unsurunsur yang disusun, desain bisa dikatakan menyatu apabila secara keseluruhan tampak harmonis. Prinsip kesatuan juga dikenal dengan istilah proximity yang artinya kedekatan. Prinsip ini dipakai untuk menyatukan unsur-unsur layout, seperti tipografi, ilustrasi, warna, dan sebagainya. Dengan adanya kesatuan itulah, unsur-unsur di dalamnya akan saling mendukung dan melengkapi sehingga diperoleh fokus sesuai tujuan yang diinginkan. Prinsip kesatuan memiliki peran untuk menyatukan arah.

 
Gambar 3.13 Kesatuan berperan untuk menyatukan arah

Sebuah karya desain sebaiknya mempunyai point of view, artinya sebagai arah perhatian yang mula-mula harus diberikan oleh respondennya. Arah juga dapat diartikan sebagai alur untuk mengamati/membaca sebuah karya. Dengan demikian, kesatuan menjadi pemahaman yang menyeluruh terhadap karya desain dalam menyampaikan pesan kepada pembaca. Selain itu, fungsi kesatuan adalah untuk menyatukan bentuk. Sebuah karya desain yang berisi unsur-unsur yang rumit/ abstrak secara terpisah akan lebih sulit dicerna. Dengan adanya kesatuan setiap unsur tersebut bisa saling menjelaskan, sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca. Prinsip kesatuan membantu menyatukan unsur menjadi sebuah keluarga yang menghasilkan tema yang kuat dan menciptakan kombinasi visual yang saling mengikat.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini!

 
Gambar 3.14 Kesatuan menyatukan unsur-unsur menjadi sebuah keluarga yang saling mengikat

Langkah-langkah menata tata letak untuk menciptakan kesatuan (unity) adalah sebagai berikut.

a.    Membentuk suatu hierarki dari jenis ukuran untuk unsur utama, subjudul, teks, dan lain-lain sesuai dengan format

b.    Mendekatkan elemen-elemen agar berdampingan atau bersinggungan.

c.    Konsisten dengan jenis font, ukuran, dan gaya untuk judul, subjudul, keterangan, headers, footers, dan lain-lain pada beberapa media.

d.   Menggunakan palet warna yang sesuai dengan tema (misalnya warna merah untuk tulisan red).

e.    Menderetkan foto dan teks yang sama dengan grid baris.

6. Keselarasan (harmony)

Keselarasan merupakan prinsip desain yang diartikan sebagai keteraturan tatanan di antara bagian-bagian suatu karya. Keselarasan dalam desain merupakan pembentukan unsur-unsur keseimbangan, keteraturan, kesatuan, dan perpaduan yang masing-masing saling mengisi dan menimbang. Keselarasan (harmony) bertindak sebagai faktor pengaman untuk mencapai keserasian seluruh rancangan penyajian. Keserasian atau harmoni dapat dicapai dengan mengatur kesamaan arah, kesamaan bentuk meskipun berbeda ukuran, atau dengan tekstur yang memiliki sifat sama. Pakailah warna gelap untuk yang memiliki karakter berat dan warna terang untuk yang berkarakter ringan. Harmoni dapat diwujudkan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.

a.    Harmoni dari segi bentuk, ialah di mana adanya keserasian dalam penempatan unsur-unsurnya. Hal itu dapat dilihat dari segi bentuk dan ukurannya pada media, misalnya brosur, leaflet, poster, dan sebagainya. Pemilihan bentuk huruf juga memiliki peranan yang penting sebagaimana untuk tujuan apa desain itu dibuat.

 
Gambar 3.15 Harmoni dari segi bentuk

b. Harmoni dari segi warna

Warna memiliki pengaruh yang amat besar, karena tiap-tiap warna memiliki sifatnya masingmasing, seperti warna merah yang memiliki arti berani, warna biru yang memiliki kesan tenang, dan sebagainya.

 
Gambar 3.16 Media dengan sasaran anak-anak diperlukan keharmonisan dalam warna

Dalam penyusunan layout halaman, supaya ada konsistensi margin diperlukan acuan yang teratur yang disebut grid. Grid dalam susunan halaman bisa dibuat dari yang sederhana sampai kompleks. Hal ini tergantung pada jenis publikasi dan media yang akan digunakan. Lembaran dapat berbentuk bidang teks dan bidang kosong di sisi kanan-kiri halaman yang disebut margin, tetapi juga dapat merupakan gambaran dua halaman yang terbuka sebagai bagian kesatuan yang saling berhubungan.

a.    Grid system

Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid system digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid system, seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah komposisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid system dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetis.

b.    The golden section (proporsi agung)

Di bidang seni grafis, proporsi agung menjadi dasar pembuatan ukuran kertas dan prinsip tersebut dapat digunakan untuk menyusun keseimbangan sebuah desain. Proporsi agung sudah ditemukan sejak zaman kuno untuk menghadirkan proporsi yang sangat sempurna dan indah. Membagi sebuah garis dengan perbandingan mendekati rasio 8:13, berarti bahwa jika garis yang lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek, hasilnya akan sama dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong dengan garis yang lebih panjang tadi. Proporsi agung juga dikenal dalam istilah deret bilangan Fibonacci, yaitu deret bilangan yang setiap bilangannya adalah hasil jumlah dari dua bilangan sebelumnya dan dimulai dari nol. Deret bilangan ini memiliki rasio 8:13, yaitu rasio proporsi agung. Bilangan ini sering dipakai dalam pengukuran bangunan, arsitektur, karya seni, huruf, hingga layout sebuah halaman karena proporsinya yang harmonis.

c.    The symetrical grid (grid simetris)

Dalam grid simetris, halaman kanan akan berkebalikan persis seperti bayangan cermin dari halaman kiri. Ini memberikan dua margin yang sama, baik margin luar maupun margin dalam. Untuk menjaga proporsi, margin luar memiliki bidang yang lebih lebar. Layout klasik yang dipelopori oleh Jan Tschichold (1902-1974) seorang typographer dari Jerman ini didasari ukuran halaman dengan proporsi 2:3.

Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut!


Gambar 3.17 Contoh grid system dalam tata letak halaman




Link Untuk Absen :

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSds_kM7WDZqCSpssKJ4797c1BhBvGVI6MnchH7N2PVY6AIndg/viewform


0 komentar:

Posting Komentar